Udang-Undang No 22 Tahun 2009

Sosialisasi Undang-Undang No 22 Tahun 2009 Tentang Angkutan Kendaraan Bermotor dan Lalu Lintas

Isi dari Undang-undang No 22 Tahun 2009 Tentang Angkutan Kendaraan Bermotor dan lalu lintas bisa dikatakan cukup berlawanan dengan kebiasaan berlalu lintas masyarakat Indonesia pada umumnya. Pada undang-undang tersebut dikatakan bahwa pada persimpangan yang dilengkapi dengan rambu atau lalu lintas dilarang untuk langsung belok kiri kecuali ada tanda atau rambu khusus yang mengijinkan bagi kendaraan untuk langsung belok kiri pada persimpangan tersebut.

Undang-undang ini tentu saja akan sangat sulit untuk diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat mengingat bahwa isi dari undang-undang itu sangat bertentangan dengan kebiasaan masyarakat di Indonesia yang terbiasa untuk langsung belok kiri pada setiap persimpangan baik dilengkapi dengan rambu atau lampu lalu lintas maupun tidak kecuali ada tanda khusus yang melarang untuk mengikuti isyarat lampu lalu lintas saat akan belok kiri. Tetapi upaya untuk membuat masyarakat untuk mengerti dan melakukan undang-undang tersebut masih dapat untuk diusahakan, tentunya dengan sosialisasi yang sungguh-sungguh dari Pemerintah Daerah kepada warganya.

Namun seringkali dalam proses sosialisasi undang-undang permerintah daerah hanya melakukan sosialisasi sekadarnya saja. Salah satunya adalah dalam sosialisasi undang-undang no 22 tahun 2009 ini. Pemerintah daerah seharusnya melakukan usaha agar masyarakat bisa mengetahui undang-undang tersebut beserta isinya, tetapi terkesan hanya sedikit upaya yang dilakukan pemerintah yang bisa dilihat serta diamati secar langsung oleh masyarakat. Salah satu dari sedikit upaya tersebut adalah dengan memasang sebuah papan pengumuman yang berbentuk seperti baliho pada persimpangan-persipangan strategis.

Tetapi ada hal lain yang dilakukan pemerintah dalam usahanya supaya masyarakat mematuhi undang-undang lalu lintas yang berlaku. Pemerintah daerah melakukan pemasangan papan petunjuk yang berfungsi sebagai rambu lalu lintas yang menyatakan apakah pada persimpangan tersebut belok kiri perlu mengikuti isyarat lampu atau tidak. Selain itu arah lalu lintas juga tidak dirubah hanya saja pada persimpangan dimana sebelumnya belok kiri tidak perlu mengikuti isyarat lampu lalu lintas ditambah dengan rambu bertuliskan “Belok Kiri Jalan Terus”, dan pada persimpangan dimana belok kiri diharuskan mengikuti isyarat lampu diberi rambu bertuliskan “Belok Kiri Ikuti Isyarat Lampu”.

Usaha yang terkesan mudah dan sederhana itu tidak serta merta membuat semua pemerintah daerah untuk mengikuti usaha tersebut. Hal ini terbukti dengan seringnya kita menemui kendaraan yang melanggar undang-undang no 22 tahun 2009 itu dengan belok kiri yang tidak mengikuti isyarat lampu pada persimpangan-persimpangan yang dilengkapi dengan lampu pengatur lalu lintas di kebanyakan kota besar.

Melalui posting ini penulis tidak bermaksud untuk merendahkan ataupun meniadakan usaha pemerintah terhadap sosialisasi undang-undang tersebut, melainkan hanya supaya pemerintah berusaha lebih baik lagi dalam mensosialisasikan undang-undang tertutama terhadap masyarakat sipil.

Terima kasih.

Butuh Undang-Undang Lalu Lintas Baru ??

Klik aja Link Download di bawah ini..

download undang-undang lalu lintas 2009